Sunday, November 23, 2008

Akrab Dengan Alkitab


PEMAHAMAN ALKITAB KELUARGA
Rabu, 19 Juli 2006


Tema : AKRAB DENGAN ALKITAB.
Bacaan : Ulangan 6 : 1 – 9.

1. NYANYIAN PEMBUKAAN
2. DOA PEMBUKAAN
3. PEMBACAAN ALKITAB : ULANGAN 6 : 1 – 9.
4. PENGANTAR PA

Pemahaman Alkitab atau yang biasa kita kenal dengan PA, Sarasehan atau brayatan sudah terbiasa kita lakukan di lingkup GKJ. Semua itu dalam rangka kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin yang diadakan gereja atau kelompok-kelompok yang biasanya dilakukan satu minggu sekali. Mulai dari anak-anak sudah terbiasa dengan Pemahaman Alkitab tersebut sampai pada orang tua. Kegiatan ini salah satu sebagai wadah pembinaan-pembinaan iman bagi jemaat dan memang cukup efektif sebagai sarana pembinaan-pembinaan disamping sarana pembinaan yang lainnya.
Topik diskusi kita kali ini cukup dekat dengan kita sehari-hari yaitu tentang pemahaman Alkitab di keluarga atau PA Keluarga. Secara teori sudah sering disarankan oleh pihak gereja untuk melakukan kegiatan tersebut dalam lingkup keluarga masing-masing, baik itu dari doa bersama, persekutuan bersama sampai pada PA bersama keluarga. Toh sampai sejauh ini masih jarang yang melakukan dan memang itu menjadi semacam hanya himbauan atau ajakan dan kalau mungkin ada yang melakukan malah bosan karena merasa tidak ada manfaatnya yang nampak di keluarga tersebut yang akhirnya malah menghentikan kegiatan tersebut yang sebenarnya sudah berjalan. Atau mungkin ada yang merasa kesulitan untuk memulai karena tidak tahu darimana akan memulai PA Keluarga tersebut.
Pada dasarnya melalui keluarga ini (PA Keluarga) cukup efektif untuk pembinaan-pembinaan terhadap anak-anak yang merupakan generasi penerus di gereja. Kalau keluarga tersebut baik kualitasnya tentu akan menghasilkan generasi penerus yang baik pula dan sebaliknya kalau dari keluarga yang kurang baik tentu sulit diharapkan generasi penerus yang baik pula. Pohon yang baik terawat akan menghasilkan buah yang baik namun sulit dari pohon yang banyak diserang hama akan menghasilkan buah yang baik.
Keluarga merupakan pondasi yang baik dan efektif untuk sarana menanamkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan anak-anak. Dalam pondasi yang baik dan dasar iman yang kokoh, anak akan mampu menghadapi pengaruh-pengaruh yang “menyerang” dalam pergaulan kesehariannya. Untuk lebih menarik perhatian dan tidak membosankan maka diperlukan cara-cara yang kreatif dari bentuk dan pelaksanaannya. Dengan bentuk dan pelaksanaan yang kreatif dapat membuat kerinduan keluarga yang selalu menantikan datangnya saat PA Keluarga tersebut.
Dengan diskusi yang sederhana dapat menumbuhkembangkan keluarga untuk tidak otoliter dan saling menghargai pendapat orang lain. Perlu kita contoh kitab Ulangan 6 : 1-9 yang memberikan teladan yang baik dan menarik tentang memahami Firman Allah yang diterapkan dalam tradisi Israel. Setiap orang tua berkewajiban mengajar secara berulang-ulang tentang pengetahuan dan Firman Allah. Nampak memang sentuhan nilai religius dalam setiap keluarga dan tidak terasa hampa nilai religiusnya. Sebenarnya hal ini telah kita punyai adanya tradisi cerita sebelum tidur yang mana dapat dipakai sebagai saran cerita keagamaan maupun pengajaran pengetahuan secara umum. Ini memang dibutuhkan disiplin dan ketelatenan yang tinggi dari setiap orang tua, dan saya percaya pondasi yang baik dapat mengokohkan suatu bangunan iman terhadap setiap anak dari pengaruh-pengaruh kehidupan dunia yang semakin berbahaya. Disamping itu juga diberikan contoh yang baik dari bentuk keteladanan dalam arti setiap keluarga yang lebih tua memberikan contoh yang baik kepada yang lebih muda atau adiknya.
Contoh seperti tradisi bangsa Israel seperti tertulis dalam kitab Ulangan 6:1-9 masih cukup relevan apalagi sudah banyak keluarga yang kehilangan arah dan cara untuk mendidik anaknya. Otomatis keluarga menjadi kabur karena yang semestinya menjadi contoh kurang memberikan keteladanan yang baik terhadap anaknya. Bahkan nilai religius dari rumah hanya formalitas hanya memajang gambar Yesus, atau tanda salib sebagai ciri bahwa keluarga tersebut Kristen. Namun dalam keluarga tersebut sama seperti keluarga lain yang tidak mengenal Kristus karena mengabaikan pendidikan agama dalam rumah tangganya. Sebaiknya setiap keluarga Kristen menghayati kembali bangunan rumah tangganya dengan melihat Kristus sebagai kepala dalam rumah tangga dan juga Gereja tentu saja. Kalau kita semua sadar akan pentingnya PA Keluarga dalam rangka untuk membina setiap keluarga dalam menghayati imannya tentu saja kita harus berani untuk memimpin, memulai kegiatan ini secara rutin dan berkesinambungan sehingga nilai religius dalam keluarga Kristen betul-betul nampak dan bukan hanya sekedar formalitas.

BAHAN DISKUSI
1. Bagaimana penilaian Saudara tentang kegiatan PA yang dilakukan dikelompok-kelompok ? Beri komentar Saudara.
2. Pernahkah Saudara untuk mengadakan PA bersama-sama keluarga dan apa kiranya kesulitan dan hambatan dalam menilai memulai kegiatan tersebut.
3. Apakah Saudara sudah merasakan cukup baik berkenaan dengan pembinaan-pembinaan iman Saudara sebagai anggota jemaat, apa alasan Saudara.
4. Cukup efektifkah cara penyampaian nilai-nilai religius kepada anak menjelang tidur seperti cara dalam Ulangan 6: 1-9, beri penjelasan Saudara.


5. NYANYIAN AKHIR
6. DOA PENUTUP

” Selamat ber-PA, Tuhan memberkati ”

1 comments:

redtomato on June 18, 2009 at 7:42 PM said...

Shalom,
Mau tanya, kata orang, di dalam teks berbahasa asli alkitab itu tidak ada kata Allah, sedangkan di terjemahan LAI ada kata bahkan kadang jadi nama Allah, misalnya Tuhan ALLAH.
Kira-kira Tuhan berkenan tidak ya, jika kita menyapa Dia yang punya nama (menurut saya, nama bagi Tuhan sangat penting)? Kalau jaman dulu, ketika Tuhan tidak berkenan, Tuhan langsung bereaksi (menghukum) sehingga umat-Nya tahu kalau Dia tidak berkenan (misalnya kasus ananias dan safir), tapi sekarang kan tidak Dia lakukan!

Menurut Bpk/Ibu .. benar tidak sikap saya, untuk tidak menyapa Bapa dengan nama ALLAH (jadi ingat saudara muslim ALLAHU AKBAR dan syahadat mereka), melainkan saya sapa dia TUHAN yang disembah oleh Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Bapa di dalam YESUS Kristus?

Terima kasih.

 

Pemahaman Alkitab GKJ Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez