Sunday, November 23, 2008

Antara Terpanggil dan Dipilih


PEMAHAMAN ALKITAB KELUARGA
Rabu, 26 Januari 2005

Tema : ANTARA ; TERPANGGIL & TERPILIH
Bacaan : Matius 22:1 – 15

1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan
3. Pembacaan Alkitab : Matius 22:1 – 15
4. Pengantar PA

Perumpamaan tentang Perjamuan Kawin pada perikop ini (Mat. 22:1-15) ditujukan secara khusus kepada anggota-anggota Sanhedrin, yaitu Mahkamah Agung Yahudi (seperti disebut dalam Mat. 21:23). Jadi, kata “mereka” dalam ayat 1 adalah para Sanhedrin. Dalam ayat 2-3 Tuhan Yesus secara bijak menggunakan perumpamaan yang telah lazim di antara orang Yahudi. Apabila orang-orang Yahudi mendengar suatu perumpamaan tentang seorang Raja dan anaknya; maka langsung mereka mengerti bahwa Raja itu adalah itu adalah kiasan untuk sang Mesias (Maz. 2:7). Demikian juga apabila orang-orang Yahudi mendengar tentang suatu perjamuan yang diadakan maka langsung mereka mengerti bahwa itulah perumpamaan untuk jaman Mesias dan kesenangannya; dan apabila mereka dengar orang-orang yang diundang, maka mereka cepat mengerti bahwa itulah bangsa Israel. Ada dua hal yang menarik dalam perumpamaan ini.
(1) Para Undangan ternyata tidak mau datang untuk menanggapi undangan sang Raja (ay. 3,5,6). Padahal, jika mengundang bawahannya, dan mereka tidak mau datang/ menolak undangan itu, berarti sama saja dengan tindakan makar atau suatu pemberontakan.
(2) Raja mengundang tamu-tamunya dengan kata-kata yang tetap baik (ay. 3-4) ini tidak cocok dengan kebiasaan raja yang cenderung menggunakan kekuasaannya. Rupanya Tuhan Yesus sedang menggambarkan Raja yang penuh kesabaran, yaitu: TUHAN. Mula-mula Ia memanggil umat pilihan melalui Yohanes Pembaptis, tetap tidak ditanggapi. Lalu Tuhan Yesus sendiri turun tangan, tetap diabaikan. Lalu melalui Utusan-utusan Kristus (Bdk. Mat. 10; Luk. 10). Namun tetap saja mereka menolak undangan itu.
Matius 22:7 menegaskan bahwa Raja itu lalu menghukum orang-orang memberontak kepada-Nya. Salah satu hukuman yang mengerikan betul-betul terjadi empat tahun setelah Tuhan Yesus disalibkan dimana orang-orang Yahudi di Palestina yang melawan Romawi menderita kekalahan telak. Mereka telah berdoa kepada Tuhan, tetapi karena dosa mereka maka Tuhan mengijinkan hukuman terjadi. Pada waktu itu orang-orang Romawi membakar bait Allah di Yerusalem. Mereka merusak seluruh kota, dan membunuh tidak kurang dari sejuta orang Yahudi.
Matius 22:8-10 diungkapkan bahwa perjamuan kawin tak boleh gagal, maka tamu-tamu baru dicari di “Persimpangan-Persimpanganjalan” kota Yunani, yang berarti “Orang-orang di luar Israel” atau “Orang-orang yang dianggap kafir”. Jadi dalam ayat 9-10, Tuhan Yesus telah menubuatkan bahwa orang-orang diluar umat pilihan, diluar Israel akan masuk ke pesta perjamuan. Tetapi perlu diingat bahwa yang ikut pesta itu dipisahkan antara orang yang baik dan yang tidak baik.
Matius 22:11-14 Raja masuk ke ruang pesta untuk bertemu dengan tamu-tamunya, lalu ia perhatikan ada orang yang tidak memakai pakaian pesta. Perhatikan bahwa perumpamaan Perjamuan di Matius ini dengan Lukas 14:15-24. Di Injil Lukas yang dibawa ke Perjamuan adalah orang-orang miskin (yang pasti tidak punya pakaian pesta). Sedang di Matius 22 ini yang dibawa adalah orang-orang asing yang dalam perjalanan, yang pasti punya bekal pakaian yang bersih. Orang datang ke pesta dengan pakaian kotor adalah orang yang acuh tak acuh, orang yang melecehkan panggilan, maka sang Raja mempersalahkannya (ay. 12). Kemudian, atas perintah Raja, ia dibuang ke luar, diikat supaya jangan masuk lagi (ay. 13). Pakaian pesta yang bersih dalam perumpamaan tersebut berarti suatu iman dan pertobatan sebagai jawaban atas panggilan Tuhan.
Lalu pada ayat 14, Tuhan Yesus menambahkan artinya bahwa memang banyak orang (orang Yahudi, maupun bukan Yahudi) dipanggil oleh Injil, tetapi hanya sedikit yang dipilih, yang mau menanggapi panggilan itu dengan iman dan pertobatan.

BAHAN PERENUNGAN & PA:
“Panggilan” adalah suatu anugerah. Ada tiga sikap yang bisa kita pilih dalam menghadapi sebuah panggilan :
1. Orang menolak panggilan dengan berbagai alasan: males, sibuk, repot, tak punya waktu dst. Sehingga ia menolak yang berarti memberontak dan melawan panggilan itu.
2. Orang menerima panggilan dengan asal-asalan saja, mau tetapi tidak serius sehingga ia malah cenderung melecehkan/menyepelekan panggilan itu.
3. Orang menerima panggilan itu sepenuh hati, secara serius sehingga ia diberkati sebagai orang pilihan Allah.

BAHAN DISKUSI
1. Apakah makna “Panggilan” bagi Saudara ?
2. Menurut Saudara, sikap mana (diantara 3 sikap tsb. diatas) yang sering diambil oleh: Masyarakat pada umumnya ? Orang Kristen pada umumnya ?
3. Dan sikap mana yang secara pribadi akan anda lakukan ?

5. Nyanyian Akhir
6. Doa Penutup

“Selamat ber-PA, Tuhan memberkati”

0 comments:

 

Pemahaman Alkitab GKJ Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez