Sunday, November 23, 2008

Berfungsi Sebagai Murid Kristus yang Menggarami dan Menerangi


PEMAHAMAN ALKITAB KELUARGA
Rabu, 21 Pebruari 2007
Tema : Berfungsi sebagai murid Kristus yang menggarami dan menerangi.
Bacaan : Matius 5:13-16

1. NYANYIAN PEMBUKAAN
2. DOA PEMBUKAAN
3. PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 5:13-16.
4. PENGANTAR PA
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa di dunia ini para pengikutNya harus berfungsi nyata, misalnya mencegah dan membasmi segala tindak kekerasan dan perbuatan lain yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Tindakan ini mencerminkan fungsi mereka sebagai garam dan terang dunia, agar dunia mengenal Yesus dan memulyakan Bapa di Sorga. Itu berarti mereka tidak mengisolasi/menjauhkan diri dari dunia, tetapi justru kehadiran mereka harus dapat dinikmati oleh dunia.
Matius 5:13-16 adalah bagian dari khotbah Yesus di bukit. Ada banyak orang ingin mengikut Yesus (ayat 1). Yesus tidak ingin membuat mereka terlanjur mengikutNya tanpa mengetahui apa dan bagaimana cara serta pola hidup orang-orang yang mengikut Dia. Ajaran Yesus ini akan memampukan mereka untuk berfungsi dengan benar di tengah perkembangan dunia ini.
Sepintas kita mengetahui bahwa ajaran Yesus mengarah pada dua hal, yaitu:
1. Memberi pengertian dan pemahaman bahwa mereka tinggal di dunia dan di tengah orang-orang yang tidak menyukai mereka, jika mereka mengikut Yesus. Mereka akan dicela dan dianiaya karena nama Yesus dan kepada mereka akan difitnahkan segala yang jahat (ayat 10-11)
2. Memberi pengertian dan pengetahuan kepada mereka tentang sikap atau respon atau celaan, penganiayaan dan fitnahan itu. Dengan kata lain, jika mereka bertindak benar dalam bersikap atau merespons kekerasan itu, merekalah yang disebut berbahagia. Salah satu sikap yang diajarkan Yesus tertulis dalam Matius 5: 13-16. Penekanannya terletak pada keberadaan para pengikut Yesus untuk mampu mengubah hidup menjadi bersih (kudus), melalui fungsinya sebagai garam dan terang dunia.
Apa makna garam dan menggarami?
Kita sering memakai garam agar masakan menjadi enak, khususnya lauk-pauk yang kurang garam rasanya hambar dan tidak disukai banyak orang, kecuali oleh para pengidap penyakit tertentu. Garam digunakan juga untuk mengawetkan ikan-ikan agar tidak cepat busuk. Seperti halnya di Indonesia, orang-orang Galilea menggarami ikan-ikan yang ditangkap para nelayan di danau Galilea sebelum dikirim ke daerah lain.
Di Palestina, garam yang diperoleh dari Laut Mati dapat menjadi tawar, sebab biasanya tercampur dengan zat-zat lain yang dapat menghilangkan rasa yang baik dari garam itu. Dan kalau garam itu sudah tawar, biasanya garam itu dibuang sebab tidak berguna lagi. Melihat kondisi inilah Yesus kemudian memakai perumpamaan ini.
Dalam kehidupan orang Yahudi garam berperan penting, seperti untuk membersihkan makanan, dari rupa-rupa kotoran, secara khusus daging. Bahkan ada kebiasaan mereka memandikan bayi yang baru lahir dengan air yang dibubuhi garam. Garam juga berfungsi mencegah makanan dari kerusakan, mengasinkan dan membuatnya menjadi enak.
Yesus berkata kepada para pengikutNya: “Kamu adalah garam dunia”. Apakah artinya? Sama seperti garam membuat makanan menjadi enak, menghindarkan daging dan ikan dari pembusukan, begitu juga orang yang percaya kepada Yesus mempunyai peranan dalam dunia. Peran sebagai garam itu dinyatakan dengan keberadaannya yang dapat dirasakan orang lain melalui keteladanan hidup, kasih terhadap sesama manusia, kesucian hati dan melalui pengharapannya kepada Yesus.
Walaupun mengalami penganiayaan, dicela bahkan difitnah oleh hal-hal yang jahat, para pengikut Yesus harus dapat berfungsi sebagai garam dunia melalui kasih dan ketulusan hatinya untuk mengubah keadaan itu dengan kuasa Tuhan. Tindakan memperlihatkan pola hidup yang benar, tidak egois dalam beriman, mengasihi sesama manusia, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan adalah bagian dari tugas para pengikut Yesus sebagai garam dunia. Pada pokoknya, kehadiran kita di tengah dunia bukan untuk meruncingkan atau memanaskan keadaan melainkan untuk mengubah pola hidup agar sesuai dengan yang dikehendaki Yesus. Apabila pola hidup kekristenan kita menjadi tawar/hambar, tidak dapat dirasakan manfaatnya, dalam arti tidak menjadi pengikut Yesus yang sungguh-sungguh, maka akan sia-sia.
Apa Makna Terang dan Menerangi?


Dalam ayat 14 Yesus juga mengatakan bahwa orang kristen berfungsi sebagai terang. “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi”. Kehidupan kristen (juga gereja) bagaikan terang. Sekecil apapun terang itu pasti terlihat melalui cahaya atau sinar yang dipancarkan.
Dalam rumah-rumah di Palestina, lampu tidak dipasang dalam kamar-kamar tambahan atau ruangan samping, tetapi selalu dipasang dan diletakkan diatas alas yang agak tinggi dalam ruangan terbesar untuk dipakai bersama oleh semua penghuni. Pancaran terang itu tidak hanya untuk seorang, tetapi untuk semua penghuni. Demikian juga gereja/orang kristen terpanggil untuk memancarkan sinar Injil Tuhan, serta memancarkan pembaruan hidup didalam dan oleh Kristus kepada semua orang di seluruh penjuru dunia. Terang Injil diperuntukkan bagi semua orang.
Terang menolong kita untuk memperhatikan jalan yang harus kita lalui, membuka pikiran dan menerangi hati, sehingga kita tahu apa yang harus kita perbuat dan yang berkenan dengan kehendak Tuhan. Keadaan dunia sering dilanda kegelapan, seperti korupsi, pertikaian, pembunuhan, perampokan, penjarahan, pemerkosaan, pembakaran rumah ibadah, penganiayaan terhadap orang yang tak bersalah, tidak menghargai orang-orang “rendah” dan lain sebagainya. Jelas Tuhan tidak menghendaki perbuatan-perbuatan seperti. Yesus mengajarkan agar sebagai tubuhNya kita dapat memperlihatkan terangNya itu kepada dunia sehingga terjadi perubahan total dalam kehidupan manusia.
Kita patut menyikapi semua tindak kekerasan/kejahatan yang dialami gereja secara lembaga maupun diri kita secara pribadi melalui teladan perbuatan dan tegur sapa. Ini berarti suara kenabian gereja harus terus-menerus dikumandangkan (dengan keseimbangan antara perkataan dan perbuatan). Hal itu juga merupakan implikasi dari terang Kristus.
Janganlah kita hanya berdiam diri atau bersembunyi di balik ketakutan, tetapi letakkanlah pelita itu di tempat tinggi agar dapat dilihat dan dinikmati orang lain. Dan tempatkanlah kekristenan kita di atas bukit supaya dilihat orang, dan agar dunia mengenal kasih sayang Tuhan dan memuliakanNya.
Bagaimana fungsi dan peran kita sebagai orang kristen (para pengikut Yesus)? Apa yang harus kita perbuat, apabila terjadi praktik kehidupan yang salah di negara, masyarakat, gereja dan keluarga kita? Bagaimana dengan tindakan kekerasan terhadap kelompok minoritas atau etnis tertentu; tindakan kekerasan suami terhadap istri atau orangtua kepada anak-anak, tindakan kekerasan terhadap kelompok gereja/orang kristen, dan lain-lain?
Itulah konteks keberadaan dan sekaligus arena pelayanan kekristenan kita. Lalu apa dan bagaimana sikap/respons kita? Yesus mengatakan “.... dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap ....” (yoh. 15:16b). Rasul Paulus meneruskan sabda Yesus ini; “ tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah ...” (Filipi 1:22). Kedua ayat tersebut menjadi pendorong bagi kita bahwa selagi ada kesempatan untuk hidup kita harus berbuah. Buah yang dimaksudkan ialah bermanfaatnya hidup kita dalam dunia melalui peran kita., yang melaluinya dunia dapat memandang kepada Yesus dan memuliakan Bapa di sorga. Semuanya itu berlangsung dalam terang iman yang dikerjakan Roh Kudus.
Sebagai orang Kristen yang menghadapi berbagai bentuk kekerasan/kejahatan, kita harus mendirikan tanda – tanda situasi baru ( Kerajaan Allah ), seperti kasih, pengampunan, persekutuan, kerukunan, perdamaian, kebaikan, kebenaran, keadilan dan lain – lain di tengah – tengah segala permusuhan, kebencian, peperangan adn pembunuhan di dunia ini. Kemudian, sebagai orang – orang Kristen yang ditempatkan Allah di bumi Indonesia, kita perlu terus berjuang memancarkan terang itu dalam hidup dan bangsa kita, supaya dunia memuliakan Allah, Bapa di sorga. Akhirnya, mari kita ubah situasi dan kondisi yang kurang baik; pertikaian, permusuhan, penindasan dan perseteruan dengan senantiasa menghadirkan damai sejahtera Allah dan kuasa Roh Kudus melalui peran kita sebagai garam dan terang dunia.

BAHAN DISKUSI
1. “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kerajaan, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga”. Ungkapan ini menunjukkan penganiayaan terhadap orang Kristen, sebaliknya Yesus memerintahkan untuk tetap menjadi “garam dan terang dunia” dihadapan orang yang menganiaya. Bagaimana bentuk garam dan terang dunia dalam keadaan seperti itu?
2. Untuk menjadi garam dan terang terhadap keluarga, teman-teman atau lingkungan ternyata tidak mudah. Apa hambatan utama yang pernah saudara alami?
5. NYANYIAN AKHIR
6. DOA PENUTUP

“Selamat ber-PA, Tuhan memberkati”

0 comments:

 

Pemahaman Alkitab GKJ Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez