Sunday, November 23, 2008

Harta Dunia Akan Lenyap


PEMAHAMAN ALKITAB KELUARGA
Rabu, 22 Nopember 2006

Tema : HARTA DUNIA AKAN LENYAP
Bacaan : I Korintus 7: 17-31

1. NYANYIAN PEMBUKAAN
2. DOA PEMBUKAAN
3. PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 7: 17-31.
4. PENGANTAR PA

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar ungkapan “sirah kanggo sikil, sikil kanggo sirah”. Ungkapan ini untuk menggambarkan seseorang yang selalu bekerja keras, apapun dikerjakan supaya memperoleh harta kekayaan sebagai milik pribadi yang sangat dibanggakan.

Pada saat ini banyak orang memandang harta milik, harta kekayaan, sebagai tujuan hidup, bukan sebagai sarana hidup, sehingga harta kekayaan ditempatkan sebagai “juru selamat”, sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan, bahkan pada umumnya dikehendaki oleh manusia sebagai milik kekal dan bersifat baka.

Kenyataan seperti itu juga pernah dihadapi oleh Rasul Paulus sehingga ia mengingatkan : “…….sebab dunia yang seperti kita kenal sekarang akan berlalu” I Korintus 7 : 31. Rasul Paulus mengingatkan, harta milik, harta kekayaan bukanlah hal yang baka tetapi barang yang bersifat fana. Di sisi lain Rasul Paulus juga melihat manusia pada umumnya memperjuangkan harta kekayaan itu sebagai hal yang hakiki. Bagaimanakah orang Kristen mengatasi persoalan ini? Rasul Paulus memberi penjelasan tentang persoalan ini dengan suatu nasihat : pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Dalam ayat ini kata seolah-olah yang dimaksud adalah kemampuan manusia untuk tidak tergantung pada harta kekayaan, pada barang-barang duniawi tetapi senantiasa tergantung pada Anugerah Allah. Nasihat Rasul Paulus ini sesuai dengan konteks dalam perikop khususnya ayat 22, dikatakan : “…….sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan adalah orang bebas milik Tuhan. Demikianlah orang bebas dipanggil oleh Kristus adalah hamba-NYA….” Firman ini memberi penekanan orang beriman adalah orang yang mampu membebaskan diri dari belenggu duniawi, dari belenggu harta kekayaan.

Orang beriman adalah orang yang menjadi hamba Allah, bukan hamba kekayaan. Nasihat Rasul Paulus ini ada kesan hanya ditujukan kepada orang-orang yang memiliki/orang kaya, tetapi sebenarnya tidak, karena orang miskin juga tergoda untuk memutlakkan harta kekayaan sebagai tujuan hidup. Sikap materialistis tidak hanya berlaku untuk orang-orang kaya, tetapi juga untuk orang-orang miskin. Yang penting bagi orang percaya adalah bagaimana kita senantiasa menjadi milik Tuhan dan memiliki Tuhan, karena itulah hakikat hidup yang sebenarnya dan kekayaan hidup yang sebenarnya.

BAHAN DISKUSI
1. Apakah nasihat Rasul Paulus dalam I Korintus berarti melarang kita bekerja keras dan memiliki harta kekayaan?
2. Apakah sebenarnya yang dimaksud ketergantungan pada harta kekayaan? Berikan contoh konkritnya.
3. Apakah mungkin harta kekayaan itu menjadi sesuatu yang baka?

5. NYANYIAN AKHIR
6. DOA PENUTUP

“Selamat ber-PA, Tuhan memberkati”

0 comments:

 

Pemahaman Alkitab GKJ Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez