Sunday, November 23, 2008

Memahami Panggilan Untuk Membina Relasi Antar Manusia


PEMAHAMAN ALKITAB KELUARGA GKJ CILACAP
Rabu, 16 April 2008

Bahan Alkitab: II Korintus 1: 3-14

Tujuan : 1. Jemaat memahami akan adanya panggilan untuk memulihkan relasi dengan sesama
2. Jemaat memahami bahwa kebangkitan Kristus menguatkan upaya perjuangan pemulihan relasi dalam kehidupan.


1. Nyanyian Pembukaan : KJ 183
2. Doa Pembukaan
3. Pembacaan Alkitab : II Korintus 1 : 3 - 14
4. Pengantar:

MEMPERJUANGKAN PEMULIHAN RELASI DALAM KEHIDUPAN

Perikop II Korintus 1: 3-14 sengaja diambil tidak sesuai dengan pembagian perikop Lembaga Alkitab Indonesia yang membatasi perikop dari ayat 3 sampai ayat 11 saja. Perikop yang saat ini kita cermati melampaui pembagian tersebut dan berakhir pada ayat 14. Tentu saja pembagian ini disesuaikan dengan topik Pemahaman Alkitab Kali ini yaitu” Memperjuangkan pemulihan relasi dalam kehidupan”
I. Perikop ini diawali dengan ucapan syukur Rasul Paulus atas kekuatan yang diberikan Allah kepadanya dalam pelbagai macam penderitaan. Ayat 3-5 sangat jelas mengungkapkan hal tersebut. Sering surat II Korintus ini dihubungkan dengan kunjungan rasul Paulus dalam kondisi dukacita. Betapa pada Surat yang pertama Rasul Paulus mengingatkan mereka dengan keras; yaitu peringatan terhadap tingkah laku yang tidak sesuai dengan keselamatan dari Kristus, juga peringatan akan adanya rasul-rasul lain yang mengajarkan ajaran berbeda. Peringatan keras tersebut agaknya menjadikan “renggangnya relasi” rasul Paulus dengan jemaat korintus. Tidak ada orang yang suka ditegur dengan direndahkan(I Kor 1:26-27), atau disapa dengan posisi seperti seorang kanak-kanak(I Kor 3:1 ; 4:21) atau bahkan dipojokkan (I Kor 11:16 ; 14:36). Sungguhpun niatan rasul Paulus adalah untuk mencambuk mereka dalam kasih dan semangat roh, agaknya hal tersebut tidak dapat diterima seluruhnya dengan iklas. Agaknya melalui surat yang kedua (ditulis sekitar 18 bulan setelah surat pertama) lebih banyak diwarnai oleh “keinginan pemulihan relasi” rasul Paulus dengan Jemaat Korintus. Rasul Paulus memulai dengan sharing atas ucap syukurnya kepada Allah yang telah menguatkan dia pada setiap penderitaan. Pada saat surat ini ditulis kondisi jemaat di kota Korintus semakin parah(perpecahan internal jemaat). Bagi rasul Paulus ini adalah penderitaan yang luar biasa. Bermula dari syukur atas kekuatan Allah dalam penderitaan, Rasul Paulus yakin bahwa dia dan para rasul yang lain akan dikuatkan untuk menghibur orang lain yang berada dalam bermacam-macam penderitaan(ayat 4) Bagi rasul Paulus turut mengambil bagian dari penderitaan Kristus, sesungguhnya mengambil bagian dalam penghiburan yang berlimpah-limpah(ayat 5)

II. Bagian kedua dalam pemulihan relasi ini adalah adanya kesadaran ikatan penderitaan antara apa yang dialami oleh rasul Paulus dengan jemaat kota korintus(ayat 6-8). Penderitaan rasul Paulus menjadi bagian penghiburan dan keselamatan jemaat Korintus. Adapun penghiburan yang dialami rasul Paulus adalah bagian penghiburan bagi jemaat. Dengan harapan jemaat mendapat kekuatan menjadi tabah(ayat6) Rasul Paulus juga menekankan ada kesehatian dalam menerita dan beroleh kekuatan dari Allah tersebut. Lebih dari itu pengakuan Rasul Paulus bahwa penderitaan yang dialami jemaat juga “turut mengambil bagian” dari kesengsaraan yang dialaminya, oleh karena itu ada harapan besar bahwa kehadiran penderitaan jemaat akan bermakna penghiburan bagi Rasul Paulus. Demikian pula sebaliknya(ayat 7)

III. Bagian Ketiga adalah Sharing rasul Paulus akan penderitaan yang dialaminya di Asia Kecil, yang apabila ditakar dalam ukuran manusiawi Rasul Paulus, seperti membawa dalam keputusasaan. Akan tetapi Kepercayaan bahwa “Kristus Yang bangkit” dan “membangkitkan orang mati” membawa Rasul Paulus pada perubahan orientasi (arah hidup) dari mengandalkan diri sendiri beralih pada mengandalkan Allah yang membangkitkan(ayat 8-10). Disamping itu Rasul Paulus juga menyadari kehadiran doa jemaat Kota Korintus juga mengambil peran dalam proses penguatan itu(ayat 11). Atas dasar pada keyakinan Kristus yang bangkit dan membangkitkan orang mati, sesungguhnya ada relasi satu penderitaan dan satu penghiburan. Kebangkitan Kristus bermakna(dalam konteks kerenggangan relasi rasul Paulus dan Jemaat) mengikatkan kembali mereka yang rusak relasinya dalam kesatuan hati.





IV. Bagian terakhir dari perikop kita kali ini adalah kesimpulan Rasul Paulus tentang hubungan/relasi antara dia dengan jemaat seharusnya dikuasai oleh kemurnian dari Allah bukan malah sebaliknya dikuasai oleh hikmat duniawi(ayat 12). Inilah yang dimegahkan oleh Rasul Paulus dan kemudian diajarkan kepada jemaat Korintus. Hadirnya surat yang kedua adalah hadirnya Rasul Paulus dalam kehidupan jemaat, ada harapam bahwa jemaat korintus memahami isi surat tersebut. Sehingga dengan demikian kehadiran surat tersebut menjadi bermakna bagi pulihnya hubungan/relasi Rasul paulus dengan jemaat.


5. Panduan Diskusi
1. Apa yang dilakukan oleh Rasul Paulus dalam upayanya untuk memulihkan relasi/hubungan dengan sesama?
2. Bagaimana Iman akan kebangkitan Kristus yang membangkitkan orang mati dipakai sebagai pendorong bagi perjuangan pemulihan relasi?
3. Ceritakan pengalaman saudara dalam kesempatan-kesempatan perjumpaan dengan sesama. Apakah saudara menggunakan kesempatan tersebut untuk memulihkan relasi kita dengan sesama?


6. Nyanyian Syukur KJ 376 (persembahan)

7. Doa Persembahan dan Penutup

8. Nyanyian Penutup KJ 346

0 comments:

 

Pemahaman Alkitab GKJ Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez